Jumat, 23 November 2012

Ketika Sportivitas Sudah Tidak Berarti Lagi Demi Sebuah Prestasi




Salah satu tim yang menjadi sorotan di Champions League musim ini adalah Shakhtar Donetsk. Dari status underdog di Group E yang ditempati oleh dua ex juara Champions League ,Chelsea dan Juventus, mereka mampu memberi kejutan dengan menahan imbang Juventus 1-1 di Juventus Stadium, mengalahkan Chelsea di kandang mereka Donbass Arena, serta nyaris menahan imbang Chelsea dimana mereka dapat disebut mendominasi pertandingan sebelum akirnya mereka gagal oleh gol pemain pengganti Victor Moses di menit ke 94. Ditambah lagi mereka tidak terkalahkan dengan rekor 15 kali menang beruntun sebelum akhirnya dikalahkan oleh Arsenal Kyiv (tidak berafiliasi dengan Arsenal yang di London)

Jujur Saya sebagai salah satu pecinta tim kuda hitam menjadi tertarik terhadap Shakhtar Donetsk dimana mereka mampu mengejutkan publik sepakbola dunia dengan permainan atraktif mereka. Mereka mampu mengkombinasikan talenta-talenta sepakbola lokal dengan pemain-pemain asal Brazil berkualitas tinggi seperti Alex Teixeira, Fernandinho,Luiz Adriano dan Willian. Willian pun dikabarkan diminati klub-klub terkemuka Eropa. Bisa dibilang saya mengagumi Shakhtar Donetsk sebagai sebuah tim yang mengejutkan publik sepakbola dunia

Namun pertandingan Nordsjaelland vs Shakhtar Donetsk di Parken Stadium pada matchday 5 Champions League 12/13 bisa dibilang mencoreng segala catatan yang mereka torehkan dan membuat kecewa saya dan saya rasa seluruh penikmat bola di seluruh dunia.
Menit ke 25 Luiz Adriano melakukan pelanggaran terhadap pemain Nordsjaelland Morten Nordstrand dimana kemudian pemain Nordsjaelland menghentikan permainan dan kemudian melakukan drop ball seperti yang umumnya diberikan wasit ketika terjadi situasi serupa (ketika terjadi pelanggaran yang mengakibatkan pemain cedera ketika posisi off the ball). Willian pun menendang jauh dengan maksud memberikan bola kepada kiper Nordsjaelland Jesper Hansen. Namun Luiz Adriano (notabene pemain yang melakukan foul) malah berlari untuk mengejar bola dan mengecoh Hansen yang tentu bingung terhadap apa yang sedang terjadi. Wasit pun mengesahkan goal Luiz Adriano karena sebenarnya secara peraturan Luiz Adriano tidak melanggar aturan apapun. Luiz Adriano dengan entengnya berselebrasi meskipun tidak ada satupun rekannya yang ikut meryakan gol




Suasana Parken Stadium pun menjadi panas. Akhirnya setelah terhenti sesaat pemain Nordsjaelland pun melakukan kick off. Seisi Parken Stadium sempat menduga bahwa Shakhtar Donetsk akan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Leicester City terhadap Nottingham Forest Di Carling Cup musim 06/07 dimana Leicester City membiarkan Paul Smith kiper Forest untuk mencetak gol sebagai tindakan sportivitas. 
Para Pemain Shakhtar pun sempat erlihat berdiskusi dengan Mircea Lucescu sang pelatih. Namun apa yang terjadi berikutnya membuat seisi Parken Stadium marah. Di saat pemain Nordsjaelland menggiring bola, salah satu pemain Shakhtar malah merebut bola. sepanjang kira-kira 3 menit di Parken Stadium hanya terdengar suara "boo" dari seluruh fans Nordsjaelland. Sebelum akhirnya Kasper Lorentzen mencetak gol dimana komentator BBC pun berkata" Justice is served for FC Nordsjaelland" .

Luiz Adriano pun pada akhirnya dihukum oleh UEFA. Namun tindakan yang dia lakukan telah mencoreng namanya dan juga Shakhtar Donetsk. Shakhtar memang membutuhkan poin. Namun apakah alasan seperti itu adalah layak untuk dijadikan pembenaran tindakan yang mencederai fair play? Mircea Lucescu sebagai pelatih Shakhtar Donetsk pun tidak mau memberikan perintah untuk anak buahnya melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan. Saya rasa fans Shakhtar Donetsk seharusnya malu terhadap Luiz Adriano, Mircea Lucescu dan semua staff yang terlibat dalam pengambilan keputusan. Gol Luiz Adriano telah mengubah jalannya pertandingan yang berefek pada banyak hal di Liga Champions sebagai contoh selisih gol dan posisi grup dimana juara 1 dan 2 di grup akan mendapatkan musuh yang berbeda di babak selanjutnya. 


Saya rasa UEFA harus melakukan tindakan lebih tegas untuk Luiz Adriano dan juga Shakhtar Donetsk. Jika kasus ini dibiarkan tindakan seperti ini akan banyak terjadi dan akankah kita masih menikmati permainan ini jika tidak ada lagi nilai sportivitas di dalamnya?


Maaf jika ada salah kata.Saya mengharapkan pendapat dari masing-masing pembaca karena tulisan saya ini belumlah sempurna.

@kristiantoagung

Penulis Lepas untuk Blog Twitter @MEDIOKER_Club .





Tidak ada komentar:

Posting Komentar